Hello people, did you have a good day? If the answer is "yes" congratulation!!
Akhir akhir ini aku agak ngerasa jengah ke bampat, bukan karena dia ngk ganteng2 amat tapi karena sifatnya yang menurutku "lembek" however aku udah nyoba buat terus ngertiin dia. Kadang aku heran sama model pacarannya dia. Sering banget kangen, sering ketemuan, sering smsan, dan kayaknya juga harus sering pergi bareng. Padahal aku udah ngasih tau kl aku tipe orang yang sering bosan, Well ya gampang bosan wise wordnya.
Dan coba tebak aku ngepost blog ini via apa? IPad!! Alhamdullilah ya.
See ya Next time
Sabtu, 03 Desember 2011
Sabtu, 23 April 2011
Geguritan, buat tugas sekolah
Rasaning Atimu
Lumaku saktengahing dalan kang peteng ndedhet
Udan riwis-riwis nggawa angin gumanti, anggawa sepi ing ati
Ati kang kelara-lara
Ora ana tamba, ora ana rasa
Wus aja mbok tangisi lakon kang wus kapungkur
Mbokmenawa sesuk ketemu kang liyane, kanggo tombo ing ati
Ana carita rinajuk endah
Kang bakal ngebaki impen
Nyawang gumelaning jagat raya
Ninggalake sepi
Simpen lara atimu ana rasa syukurmu
Kamis, 21 April 2011
Rabu, 20 April 2011
PKn
Teori Elite Kekuasaan
Elite kekuasaan sebagai suatu kelas sosial dari orang-orang yang memiliki asal-usul dan pendidikan yang sama, yang memiliki dasar-dasar sosial dan psikologis yang menyatukan mereka atas kenyataan bahwa mereka adalah tipe sosial yang serupa dan menjurus pada fakta kemudahan saling berbaur.
Di abad ke-20 ini dapat disaksikan perkembangan elite kekuasaan yang terpusat dan belum pernah terjadi di masa silam. Keputusan-keputusan penting terletak di tangan para pemimpin bisnis raksasa, pemimpin politik, dan pemimpin militer.
Teori ini pada dasarnya mengatakan bahwa meskipun masyarakat terdiri dari bermacam-macam kelompok yang pluralistis, tetapi dalam kenyataannya kelompok elite penguasa datang hanya dari kelompok masyarakat tertentu. Secara hukum semua orang memang bisa menempati jabatan negara, jabatan militer, atau posisi bisnis kelas atas. Tetapi dalam kenyataan, jabatan-jabatan itu diduduki oleh orang-orang dari kelompok tertentu tersebut. Jika diperhatikan maka penerapan teori-teori tersebut akan menghasilkan tipe negara pluralis, negara marxis, dan negara organis.
Penerapan setiap teori akan menghasilkan konsekuensi hubungan yang berbeda-beda, misalnya jika pemerintah negara mendominasi warga negara/masyarakat atau memiliki otonomi yang mutlak maka akan menimbulkan kehidupan politik yang tidak demokratis dan tentunya mudah sekali terjadi penindasan pemerintah terhadap warga negaranya. Sebaliknya apabila pemerintah atau negara tidak memiliki otonomi maka nasib negara semata-mata hanya sebagai alat kepentingan bagi kelompok-kelompok tertentu saja yang memenangkan pertarungan kepentingan diantara mereka.
Dalam kondisi yang demikian maka dapat dipastikan bahwa rakyat banyak yang umumnya lemah akan sulit untuk memperoleh pemenuha kepentingan-kepentingan mereka, baik kepentingan politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, dan kepentingan yang lain karena negara tidak memiliki kemampuan mengendalikan kelompok-kelompok yang menang tersebut yang pada dasarnya merupakan elite kekuasaan (politik).
Atas dasar pemikiran ini kiranya falsafah keseimbangan antara otonomi pemerintah dengan warga hegara perlu dikembangkan secara harmonis untuk menghindari akibat negatif yang dapat ditimbulkan karena kepentingan otonomi antara pemerintah negara dengan sektor masyarakat atau warga negara.
Senin, 11 April 2011
Langganan:
Postingan (Atom)